Laman

Sabtu, 23 Maret 2013

Yamaha hidupkan lagi semangatku



Ketika anak-anak yang lain di manjakan oleh fasilitas kendaraan bermotor oleh orangtuanya masing-masing, saya malah lebih senang di antar-jemput sama papah, lebih berasa nyaman. Tapi alasan yang paling kuat, yaitu saya belum pandai mengendarai kendaraan bermotor.
Motor Yamaha kesayangan papah selalu melaju dengan cepat di tengah keramaian jalan raya, demi supaya saya tidak telat ke sekolah. Inilah yang selalu saya banggakan dari “istri kedua” papah, pokoknya semakin tak tertandingi lah. Salut deh sama Yamaha yang selalu menghasilkan produk yang canggih dan keren.
Motor Yamaha kesayangan papah, yang di belinya sejak saya duduk di bangku kelas 2 SMP sampai sekarang, selalu menemani kemanapun kami pergi. Dan motor Yamaha inilah yang menjadi satu-satunya motor yang terparkir aman di bagasi rumah.
Pernah waktu itu, ketika saya duduk di bangku kelas 2 SMA, kebetulan saya terpilih menjadi sekretaris kelas, wali kelas kami memberi tanggungjawab untuk menghandle buku absensi dan buku tugas milik teman-teman sekelas kepada saya, tapi entah kenapa hari itu saya lupa membawa. Dengan tampang bingung, mengambil handphone mencoba menghubungi papah untuk menjemput saya di sekolahan, tapi sayang sekali papah lagi sibuk banget di kantornya. Mau tidak mau, saya minta tolong ke teman sekelas, Alhamdulillah dia mau. Kami bersamaan menuju ke parkiran sekolah, teman saya lalu mengeluarkan motornya dari jejeran motor-motor yang lain. Waktu liat motornya, hanya bisa mengucap dalam hati, “wiiihhh kerreeeenn.. motor injeksi yamaha yang di modifikasi menjadi warna pink keungu-unguan”. Tidak berhenti sampai di situ, yamaha milik teman saya juga melaju dengan cepat.
Pernah juga, waktu itu hari H pengumuman kelulusan siswa kelas 3 SMA. Selesai pengumuman, handphone saya berdering tanda ada sms masuk, sms dari mamah, “jadi gimana nak?”. Iseng-iseng saya me-reply sms mamah, “tauk ahh, saya males pulang ke rumah”. Ehh ternyata mamah khawatir dengan balasan sms itu, terbukti beberapa menit kemudian papah sudah berada di depan gerbang sekolahan dengan mengendarai yamaha kesayangannya.
Aaaahhhh semakinn cintaa dehh samaa Yamaha..!!
Yamaha dan papah tak pernah merasa lelah menemaniku kemana-mana, termasuk ketika mengurus pendaftaran masuk ke universitas, mengikuti kegiatan-kegiatan baru sebagai proses menjadi mahasiswi, sampai ketika sudah resmi jadi mahasiswi pun, papah dan yamahanya masih setia menemaniku tanpa keluhan sedikitpun.
Tapi ceritanya menjadi berbeda, setelah papah mengalami kecelakaan parah yang mengakibatkan kaki kirinya harus di amputasi. Trus yang mau nemenin aku kemana-mana sapa donk? Masa iya motor yamaha ini hanya di biarin terparkir di bagasi? Tapi mau bagaimana lagi, itulah kenyataannya.
Menjalani kehidupan sebagai mahasiswi semester 1 dengan hal yang tak biasa, malesin dan gak semangat. Bagaimana tidak, pulang pergi kampus naik angkot, tidak seperti dulu yang kemana-mana selalu bareng si motor injeksi yamaha. Karena tidak terbiasa naik angkot, saya selalu merasa pusing dan mual. Sampai kampus, saya selalu tidak pernah bisa konsentrasi menerima materi perkuliahan. Selain itu, pasti selalu telat masuk kelas. Ini berlangsung selama 1 semester. Alhasil, ketika nilai-nilai keluar, ada 1 nilai yang langsung membuatku serasa berada di rungan yang gelap. Nilai E. Oh God, apakah ini pertanda dunia akan berhenti berputar? Yah, sebagai salah satu siswa berprestasi dari masa sekolahan kanak-kanak, tidak heran kalau nilai ini membuatku galau gundah gulana. Fiuuuhhhh..
Dan ternyata nilai E itu sangat berpengaruh dalam keseharianku, saya jadi tidak nafsu makan dan tidak nafsu masuk kelas. Orangtua saya awalnya sih kecewa, tapi yah mau bagaimana lagi, mereka hanya bisa memberiku semangat agar masa depanku tidak berhenti hanya sampai di sini saja.
Berkat nilai jelek itu, saya memutuskan untuk mengambil cuti dulu dari kampus. Teman-teman sangat menyayangkan keputusan ini. But success is choice, guys. Saya mempercayai prinsip yang mengatakan SEMUA AKAN INDAH PADA WAKTUNYA.
Berbulan-bulan bersembunyi dari balik kehidupan di luar rumah, cukup membosankan juga. Sudah seminggu menjalani puasa Ramadhan, kebetulan ada temen yang ngajakin ngabuburit bareng. Saya iya-in deh, sekalian cuci mata katanya. Sebut saja nama temenku, Ana. Dia memarkir Yamaha maticnya di halaman rumah. Sambil berpakaian, saya mendengarkan cerita tentang yamaha barunya yang di belikan oleh kakaknya pas hari ultahnya kemaren. I’m glad to hear that.
Sepulang dari buka puasa bareng, saya di kejutkan oleh sebuah sepeda motor keluaran Yamaha bertuliskan XEON RC, masih baru, masih dalam bungkusan plastik, punya siapa nih? Saking senangnya meneliti motor Yamaha Xeon Rc yang terparkir di teras rumah, tidak sadar kalo papah dan mamah memperhatikanku. Satu kalimat yang keluar dari mulut papah “ini punya kamu, nak. Semoga semakin rajin yah kuliah”. Air mataku tak tertahankan lagi. Bahagia.
Semenjak ada Xeon RC, hari-hariku menjadi indah.
Semakin bangga menjadi penikmat produk Yamaha, motor injeksi yang keren, cepat, canggih dan semakin tak tertandingi dehh..
Terima kasihh Yamaha
*bighug :k